[SKRIPSI] “Uji In-Vitro Ketahanan Tujuh Varietas Cabai terhadap Colletotrichum capsici (Syd.) Butler and Bisby dengan Metode Inokulasi yang Berbeda”.
Uji In-Vitro Ketahanan Tujuh Varietas Cabai terhadap Colletotrichum capsici (Syd.) Butler and Bisby dengan Metode Inokulasi yang Berbeda
NURUL ARFIANI (G111 16 339)
ABSTRAK
Penyakit yang menyerang dan sangat ditakuti petani pada pertanaman cabai di Indonesia adalah penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici karena dapat menurunkan produksi cabai sebesar 50-90%. Salah satu alternatif pengendalian C. capsici pada tanaman cabai yang ramah lingkungan, yaitu menggunakan varietas tahan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi ketahanan tujuh varietas cabai yang banyak dibudidayakan petani terhadap C. capsici pada skala laboratorium menggunakan metode inokulasi dengan pelukaan dan tanpa pelukaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hubungan Serangga dan Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada bulan September-Oktober 2019. Rancangan yang digunakan adalah Faktorial Dua Faktor dalam Rancangan Acak Lengkap. Faktor pertama adalah varietas cabai yang terdiri dari tujuh taraf, yaitu: varietas Gandewa (V1); varietas Lado F1 (V2); varietas Laris F1 (V3); varietas Pilar F1 (V4); varietas Provost F1 (V5); varietas Bhaskara F1 (V6); dan varietas Unggul Bara (V7) dan faktor kedua adalah metode inokulasi buah yang terdiri dari dua taraf, yaitu buah tanpa pelukaan ditetesi dengan suspensi konidia 106 (I0) dan buah dengan pelukaan ditetesi dengan suspensi konidia 106 (I1). Pengamatan dilakukan setiap hari (mulai dua hari setelah inokulasi) sebanyak 4 kali pengamatan pada jam 8 pagi. Parameter yang diamati adalah ukuran gejala antraknosa yang muncul pada bagian tengah buah cabai. Data dianalisis secara deskriptif (mengamati sifat-sifat gejala secara makroskopis) dan kuantitatif menggunakan ANOVA pada taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa metode inokulasi tanpa pelukaan tidak menimbulkan gejala infeksi penyakit antraknosa yang disebabkan oleh C. capsici untuk ketujuh varietas cabai uji sehingga masuk dalam kriteria ketahanan sangat resisten. Sedangkan metode inokulasi dengan pelukaan memperlihatkan tingkat keparahan gejala serangan yang bervariasi dengan kategori mulai dari agak resisten (Provost F1), agak rentan (Gandewa, Lado F1, Laris F1, Pilar F1, dan Bhaskara F1), sampai rentan (Unggul Bara).
Kata
Kunci: Antraknosa, Colletotrichum capsici, Pelukaan, Tanpa Pelukaan.
Komentar
Posting Komentar