[DISKUSI PROFESI] Pentingnya Beauveria bassiana Sebagai Agens Hayati
Beauveria
bassiana (Balsamo) Vuillemin (Deuteromycota:
Hypomycetes) adalah cendawan entomopatogen yang ditemukan pada tahun 1835 oleh
Agostino Bassi yang menyebabkan muscardine disease pada ulat sutera (Tanada dan
Kaya, 1993). Beauveria bassiana
memiliki kisaran inang yang luas. Dengan kemampuan menginfeksi inang yang luas,
menyebabkan cendawan ini memiliki strain dan isolat yang beragam. Indonesia,
dengan iklim tropik yang dimilikinya memungkinkan B. bassiana hidup dengan keragaman strain. Keragaman strain ini
akan berpengaruh terhadap kemampuannya menginfeksi inang (Trizelia 2005).
Cendawan ini dapat menyerang serangga dari berbagai ordo serta mampu menyerang
seluruh stadia perkembangan serangga .
Pertumbuhan dalam media berbentuk koloni berwarna putih seperti kapas.
Konidiofor yang fertil bercabang-cabang secara zigzag, dan pada bagian ujungnya
terbentuk spora (konidia). Konidia bersel satu, berbentuk bulat sampai oval,
berukuran 2 – 3 mikron. Hifanya dalam koloni berwarna putih berukuran 2 – 4 mikron
Cendawan
B. bassiana juga dikenal sebagai white muscardine karena miselia dan
konidia (spora) yang dihasilkan berwarna putih, bentuknya oval dan tumbuh
secara zig zag pada konidiofornya (Gambar 3). Cendawan ini mempunyai kisaran
inang serangga yang sangat luas meliputi ordo Lepidoptera, Coleoptera dan
Hemiptera. Infeksi cendawan ini ditemukan pada serangga ordo Diptera maupun
Hymenoptera konidia B. bassiana
berkecambah pada kutikula Cornitermes cumulans Kollar (Isoptera: Termitidae)
antara 6 sampai 12 jam setelah aplikasi. Penetrasi pada umumnya terjadi 12
sampai 24 jam setelah inokulasi dan kematian serangga terjadi antara 72 sampai
96 jam setelah aplikasi Beauveria
bassiana memproduksi toksin beauvericin yang menyebabkan gangguan pada
fungsi hemolimfa dan nukleus serangga. Spesies B. Bassiana juga dapat menginfeksi serangga melalui inokulasi atau
kontaminasi pangan
Komentar
Posting Komentar